Pada tahun 2005, jadi 60 tahun Republik Indonesia, kami telah mengadakan kegiatan-kegiatan untuk memperkenalkan apa yang dinamakan "Komite Pembangunan Rumah Proklamasi". Untuk jelasnya bisa dibaca pada Proposal awal sebagaimana tertera :
PENDAHULUAN
Pada tahun 1962, ketika sedang dilaksanakannya pembangunan gedung pola, tiba-tiba saja Presiden Soekarno memutuskan akan membongkar Rumah Proklamasi yang terletak dijalan Pegangsaan Timur no.56 Jakarta. Berita ini muncul secara ekstrim diberbagai koran ibu kota. Henk Ngantung yang menjabat Gubernur DKI Jaya, merasa amat prihatin dan secara khusus menghadap Presiden dengan maksud membujuk agar mau membatalkan rencana tersebut. Tapi rupanya tampa alasan yang jelas bahkan sampai kini masih merupakan misteri, pembongkaran jadi juga dilakukan. Namun usaha Henk Ngantung tersebut tidak seluruhnya sia-sia. Presiden setuju bahwa dikemudian hari, rumah bersejarah ini dapat dibangun kembali. Untuk keperluan tersebut Gubernur menugaskan sejumlah stafnya untuk membuat maket, foto-foto dan menyimpan sejumlah perabot rumah tangga agar dikemudian dapat dipergunakan secara semestinya.
Pada tahun 2002, sejumlah eksponen 45 memprakarsai rencana pembangunan kembali rumah Proklamasi pada tempat aslinya. Beberapa kali pertemuan telah diadakan dan baru pada tahun 2005 dapat terealisasikan. Untuk ini telah diupayakan antara lain perencanaan pembangunan kembali rumah Proklamasi yang nantinya akan dipergunakan sebagai MUSIUM PROKLAMASI.
MAKSUD DAN TUJUAN
Rencana pembangunan kembali rumah Proklamasi dimaksudkan agar situs tempat diadakannya Proklamasi Kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945 yang bertempat dijalan Pegangsaan Timur (sekarang jalan Proklamasi) dilengkapi dan disempurnakan.
Dengan tujuan rumah Proklamasi dan daerah sekitarnya dapat dijadikan symbol tempat lahirnya Bangsa Indonesia dan sebagai modal dasar pelestarian nilai-nilai kejuangan 45 untuk antara lain mempertahankan wujud nyata Negara Kesatuan Republik Indonesia.
ORGANISASI DAN TATALAKSANA
Organisasi yang akan melaksanakan pembangunan ini bernama KOMITE PEMBANGUNAN RUMAH PROKLAMASI. Usaha yang datangnya murni dari masyarakat ini diprakarsai oleh YAYASAN 19 DESEMBER 1948 dan YAYASAN 19 SEPTEMBER 1945 dan akan didukung oleh sejumlah besar lembaga sosial masyarakat lainnya.
Penatalaksanaan pembangunan akan dilaksanakan oleh tenaga professional terdiri dari arsitek dan sarjana teknik sipil yang berpengalaman dalam heritage conservation. Juga akan akan terlibat para sejarawan, ahli arkheologi, seni rupa dan ahli permusiuman.
Yang juga akan dimintakan peran aktifnya agar situs ini punya makna mendasar bagi pembangunan lanjut bangsa Indonesia, adalah para sarjana budaya, psikologi dan filsafat.
HAL-HAL YANG SUDAH DILAKSANAKAN
Sejak tiga tahun yang lalu telah diadakan penelitian kesejarahan berbentuk pengumpulan dokumen tata bangunan, foto, guntingan Koran, buku-buku maupun catatan untuk menyusun konsep kasar proposal awal ini (prelemenary study). Bahan-bahan ini telah dibicarakan dalam forum yang terbatas dipimpin Bapak Pamoe Rahardjo dengan tempat di gedung BP7, YAPETA, kantor Yayasan 19 Desember 1948, kantor Yayasan 19 September 45 bahkan telah dirapatkan pula dikantor Pemerintah Daerah tk I DKI Jaya. Para anggota forum awal terdiri dari :
Pamoe Rahardjo (almarhum)
M.Jusuf Ronodipuro
HMS Tadjoedin
Rushdy Hoesein
Wisnu Murti Ardjo (almarhum)
Bambang Gambiro
Tonie Suprapmanto
Dalam perkembangannya karena Bapak Pamoe Rahardjo meninggal dunia, maka pimpinan forum diserahkan kepada Bapak Herman S.Soediro. Dan anggota forum ditambahkan Sdr Pudjono.
Kemudian atas bantuan Nadhia Vitari ST. M.Des Sc dan Riki Riwantoro MT, telah berhasil dibuat maket 3 D visualisasi dan perhitungan kasar beaya serta jadwal waktu pembangunan.
SUMBER DANA DAN DAYA
Disadari bahwa kewajiban pembangunan kembali ini harus melibatkan semua potensi bangsa, maka Komite berpendapat untuk melibatkan setiap potensi yang ada baik pada tahap awal atau pengembangan dan peningkatan museum Proklamasi dikemudian hari.
Gambaran kasar pembeayaan saat ini yang dibutuhkan adalah :
Tahap persiapan Rp 3.000.000.000,-
Pekerjaan fisik bangunan Rp 6.000.000.000,-
Ceremonial Rp 1.000.000.000,-
----------------------------
Rp 10.000.000.000,-
(Sepuluh milyar rupiah)
Lama pembangunan diperkirakan akan memakan waktu 26 bulan kerja (lihat lamp)
*Proyek ini terbengjkalai sampai sekarang. Ada yanfg berminat melanjutkan ?
PENDAHULUAN
Pada tahun 1962, ketika sedang dilaksanakannya pembangunan gedung pola, tiba-tiba saja Presiden Soekarno memutuskan akan membongkar Rumah Proklamasi yang terletak dijalan Pegangsaan Timur no.56 Jakarta. Berita ini muncul secara ekstrim diberbagai koran ibu kota. Henk Ngantung yang menjabat Gubernur DKI Jaya, merasa amat prihatin dan secara khusus menghadap Presiden dengan maksud membujuk agar mau membatalkan rencana tersebut. Tapi rupanya tampa alasan yang jelas bahkan sampai kini masih merupakan misteri, pembongkaran jadi juga dilakukan. Namun usaha Henk Ngantung tersebut tidak seluruhnya sia-sia. Presiden setuju bahwa dikemudian hari, rumah bersejarah ini dapat dibangun kembali. Untuk keperluan tersebut Gubernur menugaskan sejumlah stafnya untuk membuat maket, foto-foto dan menyimpan sejumlah perabot rumah tangga agar dikemudian dapat dipergunakan secara semestinya.
Pada tahun 2002, sejumlah eksponen 45 memprakarsai rencana pembangunan kembali rumah Proklamasi pada tempat aslinya. Beberapa kali pertemuan telah diadakan dan baru pada tahun 2005 dapat terealisasikan. Untuk ini telah diupayakan antara lain perencanaan pembangunan kembali rumah Proklamasi yang nantinya akan dipergunakan sebagai MUSIUM PROKLAMASI.
MAKSUD DAN TUJUAN
Rencana pembangunan kembali rumah Proklamasi dimaksudkan agar situs tempat diadakannya Proklamasi Kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945 yang bertempat dijalan Pegangsaan Timur (sekarang jalan Proklamasi) dilengkapi dan disempurnakan.
Dengan tujuan rumah Proklamasi dan daerah sekitarnya dapat dijadikan symbol tempat lahirnya Bangsa Indonesia dan sebagai modal dasar pelestarian nilai-nilai kejuangan 45 untuk antara lain mempertahankan wujud nyata Negara Kesatuan Republik Indonesia.
ORGANISASI DAN TATALAKSANA
Organisasi yang akan melaksanakan pembangunan ini bernama KOMITE PEMBANGUNAN RUMAH PROKLAMASI. Usaha yang datangnya murni dari masyarakat ini diprakarsai oleh YAYASAN 19 DESEMBER 1948 dan YAYASAN 19 SEPTEMBER 1945 dan akan didukung oleh sejumlah besar lembaga sosial masyarakat lainnya.
Penatalaksanaan pembangunan akan dilaksanakan oleh tenaga professional terdiri dari arsitek dan sarjana teknik sipil yang berpengalaman dalam heritage conservation. Juga akan akan terlibat para sejarawan, ahli arkheologi, seni rupa dan ahli permusiuman.
Yang juga akan dimintakan peran aktifnya agar situs ini punya makna mendasar bagi pembangunan lanjut bangsa Indonesia, adalah para sarjana budaya, psikologi dan filsafat.
HAL-HAL YANG SUDAH DILAKSANAKAN
Sejak tiga tahun yang lalu telah diadakan penelitian kesejarahan berbentuk pengumpulan dokumen tata bangunan, foto, guntingan Koran, buku-buku maupun catatan untuk menyusun konsep kasar proposal awal ini (prelemenary study). Bahan-bahan ini telah dibicarakan dalam forum yang terbatas dipimpin Bapak Pamoe Rahardjo dengan tempat di gedung BP7, YAPETA, kantor Yayasan 19 Desember 1948, kantor Yayasan 19 September 45 bahkan telah dirapatkan pula dikantor Pemerintah Daerah tk I DKI Jaya. Para anggota forum awal terdiri dari :
Pamoe Rahardjo (almarhum)
M.Jusuf Ronodipuro
HMS Tadjoedin
Rushdy Hoesein
Wisnu Murti Ardjo (almarhum)
Bambang Gambiro
Tonie Suprapmanto
Dalam perkembangannya karena Bapak Pamoe Rahardjo meninggal dunia, maka pimpinan forum diserahkan kepada Bapak Herman S.Soediro. Dan anggota forum ditambahkan Sdr Pudjono.
Kemudian atas bantuan Nadhia Vitari ST. M.Des Sc dan Riki Riwantoro MT, telah berhasil dibuat maket 3 D visualisasi dan perhitungan kasar beaya serta jadwal waktu pembangunan.
SUMBER DANA DAN DAYA
Disadari bahwa kewajiban pembangunan kembali ini harus melibatkan semua potensi bangsa, maka Komite berpendapat untuk melibatkan setiap potensi yang ada baik pada tahap awal atau pengembangan dan peningkatan museum Proklamasi dikemudian hari.
Gambaran kasar pembeayaan saat ini yang dibutuhkan adalah :
Tahap persiapan Rp 3.000.000.000,-
Pekerjaan fisik bangunan Rp 6.000.000.000,-
Ceremonial Rp 1.000.000.000,-
----------------------------
Rp 10.000.000.000,-
(Sepuluh milyar rupiah)
Lama pembangunan diperkirakan akan memakan waktu 26 bulan kerja (lihat lamp)
*Proyek ini terbengjkalai sampai sekarang. Ada yanfg berminat melanjutkan ?
No comments:
Post a Comment