Wednesday, February 18, 2009

Pejuang Indonesia yang membantu kemerdekaan Belanda dari Tangan Jerman

1939-1940 , pasukan Jerman menguasai Belanda. Pemimpin kerajaan termasuk Ratu Belanda terpaksa harus mengungsi ke Inggris dan kemudian Kanada. Banyak pejuang Indonesia yang 'tertahan' di negeri Belanda, terutama di Leiden sebagai pusat perjuangan Perhimpunan Indonesia yang dibentuk Hatta cs pada 1920an.1942 Belanda menyerah kepada Jepang.

Gubernur Jenderal Belanda TJARDA VAN STARKENBORGH ( http://www.engelfri et.net/Aad/ NedIndie/ ggtjarda. jpg ) kemudian menyerahkan "Indonesia" ketangan Jepang. Pemimpin Indonesia dibebaskan. Soekarno dibebaskan dari Flores. Hatta , Sjahrir dan Tjipto Mangunkusumo dibebaskan dari Banda Neira dan dipindahkanke Sukabumi. Des Alwi ikut juga mengikuti "Om Sjahrir" dan "Om KatjaMata", panggilanya terhadap Mohammad Hatta.

Sedangkan sebagian tahanan tahanan Belanda lainnya di Boven Digul, dikirim ke Australia.Pada maret 1945, muncul berita dari radio bawah tanah tentang kekalahan Jepang di Iwo Jima dan tentara Sekutu maju pesat posisinya menuju Okinawa, dan berakhirnya perang dunia kedua di Eropa setelah Berlin dikuasai Tentara Russia.Lalu pada Empat May 1945 tentara Jerman menyatakan menyerah di negeri Belanda. Sewaktu PD II, Belanda banyak meluncurkan perlawanan bawah tanah terhadap anti-fascist Jerman yang dalam perjuanganya ternyata banyak mendapatkan bantuan dari orang orang Indonesia yang tertahandi negeri Belanda.

Group ini dinamakan "Liaison COmmition', group ini yang nanti di kemudian hari bertugas menyiapkan reformasi negeri Belanda sesudah perang.Karena perang sudah selesai, Komposisi pejuang bawah tanah "Liaison COmmition' bisa diumumkan kepada publik. Ketuanya ternyata adalah Prof WIllem Schermerhorn, anggota dari Partai Buruh Sosial Belanda(SDAP), Ia adalah seorang ahli potograpi yang dulunya sudah lama bertugas di Indonesia. Selain itu ada tokoh seperti Setiadjit Soegondo, beliau ini adalah kawan Hatta dan Sjahrir sewaktu Perhimpoenan Indonesia aktif di Leiden. Ada juga tokoh P.J. Schmidt, mantan ketua dari partai sosialist independen/ OSP, dan tadinyapenulis 'De Socialist'. Karenanya ia juga merupakan teman dari Sal Tas, Jacques De Kadt, os Riekerk dan Soetan Sjahrir.Pada phase selanjutnya, WIllem Schermerhorn ini nanti menjadi PM Belanda dan berunding dengan Soekarno dalam Perjanjian Linggardjati.Sedangkan tokoh-tokoh seperti Schmidt dan Sal Tas, beliau beliau ini juga bukan orang baru dalam perjuangan 'East Indies' atau Indonesia. Malahan tokoh-tokoh dari Partai Buruh dan Sosialis inilah yangsudah sejak lama mendesak Pemerintah Kolonial Belanda (pre-PD 2) untuk memberikan kemerdekaan atau self-government kepada Indonesia (East Indies Waktu itu). Hubungan Sjahrir dengan tokoh-tokoh ini sangat kental sekali, tulisan Sjahrir beberapa kali dimuat di 'De Socialist'. Mereka saling punya interaksi kuat satu dan lainnya.

Bahkan, istri Soetan Sjahrir sendiri yang pertama adalah Maria Duchateau , mantan istri dari Sal Tas sebelum berpisah. Ada kisah menarik sewaktu Maria ini datang ke kota Medan pada 1932 untuk menikah dengan Sjahrir. Buku 'Out Of Exile' yang merupakan kisah perjuangan Sjahrir di pengasinganpun merupakan kumpulan surat-surat dari Sjahrir kepada Maria yang dikoleksinya selama bertahun-tahun.Pada April 1945, NIGIS atau Netherlands Indies Government Information Service , sebuah radio di Brisbane Australia melaporkan ke Indonesia tentang kejadian bersejarah tentang konferensi PBB di San Francisco, AS. Radio itu juga melaporkan bahwa satu anggota delegasi Belanda-Indonesia adalah Burhanuddin, beliau ini adalah mantan tahanan Belanda di Boven digul yang sebelumnya juga merupakan temanseperjuangan Sjahrir-Hatta di Pendidikan Nasional Indonesia.

cpatriawgmail

No comments:

Post a Comment